Matematika mata pelajaran yang bagus indah dan mendidik karena untuk belajar berpikir, matematika semacam bahasa yang sangat kuat. Dari  kecil anak sudah mengenal matematika. Matematika tidak hanya angka-angka, symbol, tidak hanya hafalan, tapi matematika yang bermakna.

Dalam kehidupan sehari-hari orang harus mengerti  matematika seperti menghitung, menafsir, dll.  Untuk bekerja dan studi lanjut, orang sudah dikenalkan sejak sekolah. Seseorang juga bias menjadi seorang matematikawan. Hal tersebut disampaikan oleh Mrs. Annie Makkink dari Belanda pada acara kuliah Umum mahasiswa Jurusan Pendidikan Matematika, Senin, 4/3 di FMIPA UNY.

Annie mencontohkan orang yang menjual panci di pasar. Banyak makna matematika di dalammnya. Mulai dari harga yang Rp 10.000 / 3 buah, atau bisa menghitung jumlah panci yang dijual dengan cara mengelompokkan, dll.

Seorang matematikawan terutama dari Negara Barat, yang belum tahu harga di Indonesia, jarang keluar kampus, belum  pernah pergi kepasar, serius, jika ditanya harga panci yang tertulis Rp 10.000,- / 3 buah, maka dia mempunyai perhitungan yaitu Rp 10.000,- dibagi 3 dan hasilnya adalah 3333,333. Tapi kalau dipasar satu panci bisa dihargai Rp 3.500,- atau 4.500,-. Hal tersebut menandakan bahwa perhitungan matematika dengan matematika di kehidupan sehari-hari memang berbeda.

“Bagi seorang yang mempunyai toko emas, si pemilik tidak perlu menghafalkan ukuran-ukuran berat seperti 1Kilogram ada berapa decagram, 1 centigram ada berapa kilogram. Hal tersebut karena toko emas sangat jarang menggunakan satuan kilogram, tapi yang digunakan kebanyakan adalah gram,” jelasnya.

Annie member contoh lain, yaitu makna angka pada sebuah gantungan kunci pintu hotel  yang bernomor 1012. Angka tersebut belum tentu menunjukkan jumlah kamar yang ada di hotel tersebut. Tapi angka tersebut bermakna lantai 10 kamar 12. Begitu juga angka-angka yang lain seperti angka pada plat nomor kendaraan, nomor HP, dll (witono)